Kegiatan Muktamar Mahasiwa Nasional I berakhir pada hari kedua yakni hari Rabu 07 September 2022 yang diakhiri dengan studi lapangan ke tempat bersejarah di Ponorogo dan berbelanja di pusat oleh-oleh Ponorogo. Ketiga mahasiswa Fushpi melanjutkan kegiatannya secara mandiri, ketiga mahasiswa ini yakni Nadia Azkiya, Andika Putra, dan Apriliah, mereka diarahkan oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Prof. Dr. Ris’an Rusli, M.A untuk mengunjungi salah satu universitas yang mendunia sekaligus merupakan almamater beliau yakni Universitas Darussalam Gontor atau yang biasa dikenal dengan singkatan UNIDA, yang berada di Ponorogo. Secara kelembagaan, Unida Gontor dengan UIN Raden Fatah Palembang telah melakukan MOU di tahun 2017.
Tentu kami menyambut kesempatan tersebut dengan sangat antusias. Pukul 13.40 kami bertiga tiba di UNIDA, ketika sampai ke lokasi, ketiga mahasiswa ini diarahkan untuk menuju gedung terpadu yang menghadap ke arah Selatan. Takjub dan haru rasanya dapat berkunjung dan bersilaturrahim ke UNIDA, kami diarahkan untuk naik ke lantai 2 gedung terpadu yang merupakan kantor Fakultas Ushuluddin UNIDA dan disambut secara hangat oleh Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin ustadz Dr. Moh. Isom Muddin, M. Ud, dan beberapa dosen lainnya, ustadzah Maria Ulfa M. Fil.I, Nabila Huringiin, M. Ag serta ustadz Achmad Reza Hutama Al-Faruqi, S. Fil.I., M. Ag, sebagai Wakil Direktur CIOS UNIDA, sebuah lembaga kajian pemikiran keislaman UNIDA Gontor.
Ketiga mahasiswa ini diajak berbincang-bincang hangat bersama para dosen tersebut, kami mengungkapkan rasa senang dan bangga kami dapat hadir bersilaturrahim ke UNIDA, “Senang sekali kami dapat hadir bersilaturrahim, dan bangga sekali rasanya dapat menginjakkan kaki di kampus yang luar biasa ini dan disambut secara hangat oleh para dosen yang tidak kalah luar biasanya.” ungkap Andika Putra. Selain itu para dosen juga bercerita bahwa “Disini merupakan kampus pusat dan juga sebagai kampus putra, kampus putri berada di Mantingan yang jarak waktu perjalannya sekitar kurang lebih 2 jam dari kampus putra. Kampus tersebut layaknya pondok pesantren pada umumnya para mahasiswa bertempat tinggal di area kampus yakni di asrama, sehingga kegiatan disini juga biasanya 24 jam para mahasiswanya belajar tanpa kenal lelah dan waktu walaupun hingga larut malam, tetap ada mahasiswa yang berada di kampus, mengingat juga para mahasiswa dan beberapa dosen tinggal di area kampus tersebut.” Ungkap ustadz Moh. Isom Muddin, M. Ud. Saat kami berkunjung, kegiatan belajar-mengajar di kampus sedang berjalan sehingga kami tidak bertemu dan berbincang dengan para mahasiswanya, “Biasanya disini yang ramai kegiatan luarnya itu pada pagi dan sore hari, mereka biasanya akan berolahraga bersama, atau duduk-duduk di taman atau lobby gedung terpadu untuk melanjutkan belajarnya.” Ungkap ustadzah Maria Ulfa M. Fiil.I.
Setelah berbincang beberapa waktu di kantor Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, ketiga mahasiswa berkesempatan untuk mengelilingi kampus UNIDA Gontor didampingi oleh ustadzah Maria Ulfa M. Fil.I, ustadzah Nabila Huringin, M. Ag, ustadz Achmad Reza Hutama Al-Faruqi, S. Fiil.I., M. Ag, dan salah satu pengabdi di UNIDA Gontor. Kami berkeliling sambil sesekali mengabadikan keindahan arsitektur dan tempat-tempat di UNIDA. Di sana ada asrama putra pasca sarjana, asrama mahasiswa tingkat 2 dan seterusnya, dan juga asrama mahasiswa baru, “ada pemisahan sementara untuk mahasiswa baru dan lama, mahasiswa baru tidak diwajibkan mengikuti sholat berjama’ah dimasjid karena di asramanya mereka akan mendapatkan pelatihan menjadi imam, mereka akan mendapatkan giliran dari setiap mahasiswa baru untuk mengimami sholat lima waktu. Ketika memasuki tingkat dua mereka akan bergabung bersama mahasiswa lainnya dan juga shalat berjama’ah di masjid UNIDA.” Jelas ustadzah Nabila Huringiin, M. Ag, sembari menunjukkan gedung-gedungnya. Kemudian kami melanjutkan berkeliling dan berkesempatan mengunjungi perpustakaan UNIDA yang dikelola langsung oleh Rektor UNIDA yakni ustadz Prof Dr. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.Fil, Ph.D, yang berada di gedung CIOS (Centre For Islamic and Occidental Studies). CIOS ini merupakan salah satu pusat studi di UNIDA Gontor, direkturnya adalah ustadz Harda Armayanto, M.A., Ph.D.
Kemudian setelah berkeliling perpustakaan, para dosen memberikan kenang-kenangan yang sangat berharga bagi kami berupa buku sebanyak 3 buah dan satu buku wirid, yaitu buku “Nasihat-Nasihat Peradaban” yang ditulis oleh ustadz Prof Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, kemudian buku “Framework” Studi Islam Kajian Multidisiplin Wacana Keislaman Kontemporer” yang ditulis oleh ustadz Harda Armayanto, M.A., Ph D. dan kawan-kawan, dan buku “المختارة من النصوص الصوفية” yang ditulis oleh ustadz Moh. Isom Muddin, M. Ud, dan buku wirid “الورد اللطيف”.
Setelah berkeliling kami berpamitan dengan para dosen untuk kembali melanjutkan kegiatan selanjutnya. Kami sangat berterimakasih sekali kepada para dosen yang telah menyambut kami dengan sangat baik, dan juga buku–buku yang diberikan kepada kami. Suatu kesempatan yang sangat berharga untuk kami dan menjadi pemicu kami untuk terus belajar dan mengasah ilmu. (Nadia Azkiya)