Pada hari Sabtu, 17 Juni 2023 Pondok Tarekat Idrisiyyah Tasikmalaya berkolaborasi dengan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Fatah Palembang dan UIN Walisongo mengadakan Seminar Akademik Nasional dengan tema “Spiritualitas Islam di Era Society (5.0)”. Seminar tersebut dilaksanakan daring melalui zoom meeting bersama antara Ma’had Aly Pondok Pesantren Idrisiyyah Tasikmalaya dengan Tasawuf dan Psikoterapi dari UIN Raden Fatah dan UIN Walisongo. Seminar tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan akademik mengenai spiritualitas Islam terkhusus masalah tasawuf di Era Society 5.0 untuk tenaga pendidik dan terkhusus kepada para mahasiswa.
Para dosen dan juga mahasiswa dari program studi tasawuf dan psikoterapi UIN Raden Fatah Palembang dari semester 2,4 dan juga 6 pun ikut menghadiri dan memeriahkan seminar akademik nasional tersebut melalui zoom meeting dari awal pembukaan sampai pada penutupan dokumentasi berupa foto bersama dalam zoom meeting.
Acara ini dimulai dengan pembukaan yang dibuka oleh MC dari Ma’had Aly Pondok Pesantren Idrisiyyah dengan sangat hangat. Kata sambutan langsung disampaikan Syekh Akbar M. Fathurahman., M.Ag yang merupakan Mursyid Tariqoh Iddrisiyah yang dikukuhan pada tanggal 10 juli 2010. Beliau sangat senang dengan majlis-majlis seperti ini, dan berharap bisa terus berkelanjutan di masa mendatang, acara berukutnya adalah pemaparan materi yang disampaikan oleh tiga narasumber yaitu Buya Drs. Salim B.Pili dari Ma’had Aly Idrisiyyah, Dr.H.Sulaiman, M.Ag dari Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo dan Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag dari Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Fatah Palembang.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tiga narasumber yang sangat luar biasa ini adalah bahwa tasawuf merupakan ilmu yang sangat penting untuk dibahas dan terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Menurut Buya Drs. Salim B.Pili setelah beliau banyak membincangkan konsep-konsep tasawuf, beliau mempertegas bahwa maqamat itu bukan sekedar stasion, tapi sesuatu yang harus diiqomahkan dan diistiqomahkan. Dr. SulaimanM.Ag dari UIN Walisongo mengatakan bahwa adanya persinggungan antara tasawuf dan sains baik dalam bentuk persamaan maupun perbedaan seperti contoh dalam bentuk pencarian kebenaran dalam tasawuf maupun sains berusahan mencari kebenaran dalam berbagai hal. Namun, cara pendekatan keduanya sangatlah berbeda. Dapat dilihat bahwa sains dan juga tasawuf merupakan sebuah ilmu yang terus berkembang sesuai dengan zaman.
Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag dari UIN Raden Fatah menjelaskan bahwa adanya Tasawuf “Postmodern” yang dikembangkan oleh Hamka merupakan wacana antisipasi terhadap krisis humanis manusia modern, lanjut Dr. Alfi JA menjelaskan dengan apik tema-tema seputar beberapa etimologi tasawuf yang tidak ada dalam Al-Qur’an, Rukun Agama: Iman, Islam dan Ihsan, Defiinisi Tasawuf menurut Hamka, Tasawuf dan Kebahagiaan, Tasawuf dan Cinta, Tasawuf dan Estetika, Maqamat dan Ahwal, Penyimpangan dalam Tasawuf dan juga Pemurnian Tasawuf.
Setelah penyampaian materi yang luar biasa dari para narasumber, sesi selanjutnya adalah sesi pertanyaan yang dibuka oleh pembawa acara. Beberapa pertanyaan yang sangat luar biasa diajukan oleh para peserta baik dalam ruangan maupun dalam zoom. Setelah pertanyaandari para peserta dijawab dengan luar biasa oleh para narasumber maka pembawa acarapun menutup seminar tersebu dengan foto bersama peserta seminar. ( Dwi Revalina Dly- Soleah )