Pada 13-15 September 2023, Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) dengan mengusung tema “Hadis, Turats, dan Peradaban Sains Modern”, mengadakan ajang bergengsi yaitu Konferensi Internasional dan Annual Meeting 2023 dibawah kepanitiaan Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAI Persis) Garut.
Cukup banyak peserta dari perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, yang ikut hadir mempresentasikan Makalahnya di Konferensi Internasional ASILHA ini. Dari yang negeri misalnya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Sultan Thah Saifuddin Jambi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Sumatera Utara Medan, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan masih banyak lagi.
Sementara yang dari Swasta misalnya, STAI Persis Garut, IAI Darussalam Ciamis, STIT At-Taqwa Bandung, dan lain sebagainya. Bahkan, terdapat pula dari perguruan Tinggi dibawah Kemendikbud-Ristek yang mempresentasikan makalah, yaitu dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sekretaris Prodi Ilmu Hadis UIN Raden Fatah Palembang, Eko Zulfikar, M.Ag, juga turut hadir secara offline mempresentasikan Makalah yang digelar ASILHA di Sasama Village Garut itu. Artikel yang ditulis berkolaborasi dengan Katua Prodi Ilmu Hadis, Al-Munadi, MA, mengusung tema “Pemahaman Hadis Tabarruj dan Korelasinya dengan Narsis Di Media Sosial Tik-Tok”.
Dalam penyampaiannya, Zulfikar menuturkan bahwa pengguna Tik-Tok di Indonesia menjadi urutan kedua dengan jumlah di atas 100 juta pengguna, satu peringkat di bawah Amerika Serikat yang penggunanya lebih dari 150 juta. Melalui aplikasi Tik-Tok ini, sebagian kaum perempuan sering memanfaatkannya sebagai sarana pamer kecantikan dan perhiasan tubuh untuk menarik perhatian kaum laki-laki.
Menurutnya, pengguna Tik-Tok itu berhubungan erat dengan Hadis Tabarruj yang diutarakan Nabi, bahwa Tabarruj itu seperti perempuan yang berpakaian telanjang karena pakaiannya terlalu minim, tipis, dan tembus pandang, terlalu ketat pakaian yang merangsang laki-laki karena sebagian auratnya terbuka, berjalan dengan berlanggak-lenggok, dan mengubah anggota tubuh untuk mempercantik diri, dan lain sebagainya.
Makna Tabarruj itu sejalan dengan pengguna Tik-Tok perempuan yang sering menggunakan make up tebal, softlens, bulu mata palsu, menampilkan kecantikan agar terlihat menarik, memamerkan perhiasan yang seharusnya disembunyikan, dan memakai pakaian ketat dengan bergoyang berlebihan sehingga menampakkan lekuk tubuh.
Mereka melakukan tabarruj di media sosial Tik-Tok itu antara lain ingin mendapatkan like (suka), ingin dipuji dengan komentar, pengikut yang banyak, mencari popularitas dan juga sebagai ajang bisnis. Tabarruj semacam ini, justru melebihi tabarruj yang terjadi pada zaman jahiliah yang hanya menampakkan perhiasan dan lehernya ketika berkerudung untuk dipamerkan.
Konferensi Internasional ASILHA untuk para presenter ini dilanjutkan sedikit diskusi terkait tema yang mengulas problem-problem tertentu, hingga akhirnya acara ditutup secara hikmat dan foto bersama.