(Minggu, 11/02//2024). Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, bersama Academic Writing Class (ATLAS) melaksanakan talkshow yang kedua secara virtual melalui zoom meeting. Talkshow ini mengusung tema “Menelusuri Jejak Pendidikan: Peran Kritis Jurnal dalam Menentukan Masa Depan Melalui Beasiswa”. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Raden Fatah, Dr. Abdul Hadi, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Prof. Dr. Ris’an Rusli, MA., Wakil Dekan III, Dra. Annisatul Mardiah, M.Ag., Ph.D. Turut hadir juga Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Syekh Nurjati Cirebon Dr. Anwar Sanusi, M.Ag., dan Dekan Fakultas Usuludin UIN Sumatera Utara Dr. Maraimbang Daulay, M. Ag beserta Kaprodi, dosen-dosen dan mahasiswa baik dari kampus UIN Raden Fatah Palembang, maupun dari luar kampus UIN Raden Fatah Palembang.
“Terima kasih kepada adik-adik yang dapat menghadiri talkshow ini walaupun ada beberapa dari anggota ATLAS yang tidak bisa hadir karena terkendala sinyal yang sedang melaksanakan KKN. Kami mengapresiasi apa yang dilakukan oleh adik-adik dari ATLAS ini, terutama bagaimana keinginan dari adik-adik untuk mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah untuk talkshow kali ini kita mengundang mbak Annisa Shofa Tsuraya, S.Pd., M.Pd., yang pada saat ini sedang melanjutkan studi S3 di University of Sydney melalui Beasiswa BIB-LPDP, Pengelola Jurnal Islam dan Sain, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alaudin Makasar dan penulis bebrapa artikel di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus. Ini kesempatan bagi adik-adik untuk menimba ilmu dan mendapatkan tips meraih beasiswa.” Ucap Prof. Ris’an Rusli, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dalam sambutannya. Untuk mendapatkan keberkahan dari acara ini, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu anggota ATLAS yaitu Muhammad Mirzan.
Narasumber dalam acara talkshow kali ini yaitu Annisa Shofa Tsuraya, S.Pd., M.Pd., alumni dan dosen UIN Alauddin Makassar dan Penerima Beasiswa LPDP-BIB S3 (Beasiswa Indonesia Bangkit) tahun 2023. Di awal penyampaiaan materinya, Annisa mengenalkan secara umum mengenai jurnal dan karya ilmiah serta struktur penulisan karya ilmiah kepada peserta talkshow. Ia juga menyampaikan bahwa, terjadinya penurunan angka minat baca di Indonesia. “Minat literasi baca di Indonesia ini menurun, melalui karya ilmiah inilah kita bisa berkontribusi untuk menaikkan angka budaya baca. Karena, seorang akademisi, seorang pembelajar, senjatanya adalah data, informasi yang baik, relevan, valid dan cukup dari sumber referensi yang ilmiah. Semakin banyak referensi, semakin luas wawasan menjadikan semangat membaca menjadi meningkat.” Ujarnya. Kemudian ia juga menyampaikan pentingnya publikasi bagi seorang mahasiswa, “Selain untuk mengasah kemampuan agrumentasi sesuai data dan fakta yang akurat, publikasi karya ilmiah ini dapat menjadi rekam jejak dari penelitian seorang mahasiswa untuk mendaftar beasiswa. Publikasi ini digunakan untuk mengisi portofolio beasiswa. Dan penulisan artikel mahasiswa di berbagai jurnal dan prosiding yang telah publish dalam fortopolio ini sangat berpengaruh dalam penerimaan beasiswa itu”.
Acara ini menjadi sangat menarik ketika memasuki sesi Tanya Jawab dari para peserta. Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta talkshow, Annisa Shofa Tsuraya, S.Pd., M.Pd., ia memberikan semangat, motivasi kepada peserta talkshow, serta memberikan tips untuk mendapatkan beasiswa terutama menyampaikan pengaruh artikel terhadap beasiswa. “Dalam beasiswa, portofolio itu sangat penting dan dijadikan penilaian dalam mendaftar beasiswa sebesar 20%, pengembangan portofolio sendiri dapat dilakukan melalui artikel-artikel kita, ada juga TPA (Tes Potensi Akademik) masuk perhitungan tapi tidak signifikan, yang paling penting adalah tes interview. Dikatakan penting, karena disitu kita bisa “menjual diri” kita. Maksudnya menjual diri ini, kamu bisa menjual pengetahuan kamu, kemampuan dan potensi kamu, jadi apa yang bisa kamu hasilkan sehingga negara/lembaga tertentu harus membiayai kuliah kita. Jadi adik-adik sekalian penting sekali untuk kita mengemas potensi kita, mengemas skill kita menjadi sesuatu yang layak untuk dijual sehingga negara mau membiayai kita”.
Kemudian ia menambahkan, “Ada beberapa beasiswa yang tidak mempersyaratkan sertifikat bahasa, seperti Turki, Jerman, dan Jepang, akan tetapi kamu memerlukan waktu satu tahun untuk belajar bahasanya mereka. Karena, mereka tidak menerima Bahasa Inggris. Tapi beberapa beasiswa lain, salah satunya LPDP-BIB, ia memerlukan sertifikat bahasa. Jadi kalau kalian ada rencana untuk mendaftar beasiswa belajarlah mulai dari sekarang.” Tambahnya.
Talkshow ini ditutup dengan foto bersama sekaligus penyerahan sertifikat secara online kepada para narasumber yang sangat luar biasa. Sebagai penutup Prof. Dr. Ris’an Rusli memberikan respon dan tanggapan, “Menurut saya, apa yang disampaikan mbak Annisa, sangat pas sekali dengan apa yang kita lakukan. Itu semua, mengantarkan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa, seperti yang dialami oleh mbak Annisa. Terima kasih mbak Annisa, ini semakin meningkatkan semangat dan mengembangkan potensi akademik adik-adik mahasiswa untuk menulis, mungkin yang kurang dari mahasiswa adalah kepercayaan diri, sehingga di sinilah keterlibatan peran dosen sangat diperlukan, karena kalau secara struktur artikel mahasiswa sudah paham tapi secara materi dan substansi dari keilmuan prodi yang mungkin masih memerlukan bimbingan dari dosen. Dan insya Allah dosen-dosen dipastikan memberikan support dan dukungan utnuk mahasiswa dalam penulisan artikel ini”
Di akhir acara, Devi Aulia Utami sebagai moderator penyampaikan harapannya sekaligus menutup acara talkshow pada hari ini, “Semoga apa yang disampaikan mbak Annisa tadi dapat kita jadikan bekal untuk kehidupan akademik kita ke depannya, motivasi kita kedepannya, dan semoga kita juga bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri seperti mbak Annisa, bahkan lebih baik lagi.” Ucapnya. (Firda Sonia)