Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Fakultas Ushuluddin dan juga Filsafat dalam “TRANSFORMASI BAHASA DALAM GENERASI MILENIAL: ANALISI SLANG PERSPEKTIF Q.S ALI-IMRON AYAT 104”.
Dalam presentasinya mereka membahas bahwa Fenomena bahasa, khususnya slang atau bahasa gaul, mengalami perubahan dan adaptasi yang signifikan di kalangan generasi milenial. Perubahan ini sering kali dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial yang memungkinkan penyebaran istilah-istilah baru dengan cepat. Generasi milenial sering menggunakan bahasa ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka atau sebagai cara untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan sosial. Sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari sukkultur tertentu. Transformasi bahasa dalam generasi milenial, terutama melalui penggunaan slang, mencerminkan dinamika budaya yang kompleks. Slang bisa memperkuat identitas kelompok dan membangun solidaritas di antara anak muda, tetapi juga berpotensi mengurangi keterampilan bahasa formal dan membingungkan komunikasi. Pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan slang dan bahasa formal dalam Islam menegaskan perlunya komunikasi yang efektif untuk menyebarkan kebaikan dan moral.
Adapun contoh kata slang: Anjay”: Ungkapan untuk menunjukkan rasa kagum, heran, atau terkejut.
“Slay”: Bagus, keren, atau luar biasa.
“Spill the tea”: Berbagi gosip atau informasi terbaru.
Miskomunikasi: Penggunaan slang yang tidak dipahami oleh pihak lain dapat menyebabkan kesalahpahaman atau miskomunikasi dalam komunikasi sehari-hari. Perubahan Makna: Slang seringkali memiliki makna yang berubah-ubah dan dapat bervariasi di antara kelompok-kelompok yang berbeda, yang bisa menyulitkan pemahaman yang konsisten.
Perubahan Norma Komunikasi: Slang dapat mempengaruhi norma-norma komunikasi dalam masyarakat, terkadang dengan cara yang tidak diinginkan atau merubah cara orang berinteraksi secara umum. Kesalahpahaman Generasi: Perbedaan penggunaan slang antar generasi bisa menyebabkan kesalahpahaman atau bahkan konflik antara kelompok yang lebih muda dan lebih tua.
Pertanyaan peserta mengenai bagaimana cara mengemas Bahasa Slang agar dapat diartikan dengan makna yang lebih positif karena tidak semua kata-kata slang itu bermakna negatif.
Terkait pertanyaan tersebut dijawab oleh Mawar Rahmadita dengan jawaban yang lugas “Dengan memfilterisasi bahasa-bahasa melalui tontonan, edukasi, cultur serta hubungan yang dibangun antara para generasi menyesiakan dimana kita berada. Jika tidak adanya filterisasi bahasa slang ini sendiri dapat menimbulkan kesalah pahaman terkait pemahaman makna dalam berkomunisasi”.
Komunikasi dilakukan dengan orang yang tidak familiar, ketika berbicara dengan orang yang tidak akrab dengan bahasa slang yang digunakan, penggunaan slang dapat menyebabkan kebingungan atau salah paham makna sedangkan dalam konteks akademis atau penulisan resmi, slang sebaiknya dihindari karena dapat dianggap tidak profesional dan kurang tepat, ungkap Putri Ayu.
Dalam presentasinya Mawar Rahmadita menyampaikan “Menyesuaikan bahasa dengan konteks dan audiens merupakan kunci dalam komunikasi yang efektif. Dalam menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, perlu dipertimbangkan latar belakang, tingkat pemahaman, dan kondisi lawan bicara atau pendengar agar pesan dapat diterima dengan baik. Hal ini termasuk menghindari penggunaan bahasa slang yang tidak dipahami oleh semua kalangan”.
Perubahan bahasa generasi Milenial menunjukkan bagaimana generasi ini beradaptasi dengan teknologi dan menggunakannya untuk menciptakan cara-cara baru dalam berkomunikasi. Bahasa slang merupakan bukti kreativitas dan fleksibilitas generasi milenial dalam menghadapi perubahan budaya dan teknologi. Terlepas dari tantangan dan kritik yang ada, tidak dapat disangkal bahwa bahasa milenial, termasuk bahasa slang, menjadi bagian penting dalam komunikasi modern dan mencerminkan identitas dan dinamika sosial generasi ini.
Moderator dalam panel room Mawar Rahmadita dan Putri Ayu yang menyambungkan jawaban dari mawar dan sangat menekankan terkait bahasa slang dengan kata : “Anjaaayyy” karna bagi para audiens khususnya moderator terkait materi yang Mawar dan Putri Ayu bawakan sangat menarik sekali untuk dibahas lebih lanjut dengan penjelasan yang lebih BOOM BASTIS tentunya. (Dimas)