Palembang, 25 Juni 2025 – Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSHPI) UIN Raden Fatah Palembang kembali menunjukkan kesiapannya dalam menghadirkan ajang ilmiah berskala internasional melalui penyelenggaraan rapat koordinasi internal. Rapat ini digelar untuk mematangkan persiapan kegiatan The 4th International Conference on Theology, Islamic and Religious Studies (ICTIARS). Bertempat di ruang pertemuan utama fakultas, rapat ini tidak hanya melibatkan jajaran pimpinan fakultas dan panitia pelaksana, tetapi juga turut dihadiri oleh perwakilan organisasi kemahasiswaan ATLAS yang aktif berpartisipasi dalam kepanitiaan. Suasana diskusi berlangsung serius namun produktif, memperlihatkan semangat kolaboratif antarunit dalam memastikan kesuksesan konferensi akbar yang akan datang.
Ketua Panitia ICTIARS 2025, Ahmad Syarif Hidayatullah, Ph.D., dalam laporannya menegaskan bahwa segala aspek teknis dan non-teknis tengah dipersiapkan secara optimal. Ia menyampaikan rasa optimis terhadap capaian dan dampak kegiatan ini terhadap pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang teologi dan studi keislaman. “InsyaAllah kegiatan ini akan diikuti oleh 150 peserta dari berbagai instansi dan perguruan tinggi, baik nasional maupun internasional. Kami optimis, forum ini akan menjadi ruang ilmiah yang strategis dan relevan bagi pengembangan wacana keislaman kontemporer,” ujarnya dengan penuh semangat. Laporan tersebut disambut positif oleh seluruh peserta rapat sebagai sinyal kesiapan dan kepercayaan diri panitia dalam mengelola agenda ilmiah berskala global.
Dalam sesi penjelasan teknis, sekretaris panitia memaparkan bahwa konferensi tahun ini akan terbagi ke dalam 19 cluster atau kelompok bidang kajian. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga cluster direncanakan berlangsung secara luring (offline) di kampus, sementara sisanya akan diselenggarakan secara daring (online). Strategi ini diambil sebagai bentuk adaptasi atas dinamika partisipasi akademisi dari berbagai wilayah, baik dalam maupun luar negeri, sekaligus sebagai upaya memperluas jangkauan konferensi tanpa batasan geografis. Format hybrid ini juga mencerminkan komitmen FUSHPI dalam mengintegrasikan teknologi informasi dengan kegiatan ilmiah berbasis tradisi keilmuan Islam.
ICTIARS 2025 dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 1 hingga 2 Juli 2025. Hari pertama akan diawali dengan pembukaan resmi yang akan menampilkan sambutan dari para tokoh akademik dan pemangku kepentingan. Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi enam cluster utama yang telah dipilih berdasarkan tema-tema strategis. Pada hari kedua, sisa cluster akan dipresentasikan, sekaligus dirangkaikan dengan agenda penting lainnya, yakni penutupan KINMU (Kompetisi Ilmiah Nasional Mahasiswa Ushuluddin). Agenda yang padat ini membutuhkan pengaturan waktu yang presisi agar keseluruhan kegiatan berjalan efektif dan bermakna.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Abu Mansur, M.Pd.I., dalam arahannya menekankan pentingnya perencanaan kegiatan yang rapi dan sistematis. Ia mengingatkan bahwa kualitas sebuah acara tidak hanya dinilai dari isi, tetapi juga dari detail teknis pelaksanaannya. “Kita harus memberikan kesan profesional dari awal sampai akhir kegiatan, karena ini menyangkut nama baik fakultas di mata publik akademik nasional dan internasional,” tegasnya. Beliau juga mendorong agar seluruh panitia menyusun rundown kegiatan secara detail, termasuk mencantumkan alokasi waktu dan siapa yang bertanggung jawab dalam setiap segmen acara.
Senada dengan itu, Wakil Dekan I, Dr. Nur Fitriyana, M.Ag., menyampaikan pentingnya melakukan refleksi atas pelaksanaan ICTIARS tahun-tahun sebelumnya. Evaluasi dan catatan kekurangan di masa lalu, menurutnya, merupakan fondasi utama untuk menghadirkan penyelenggaraan yang lebih baik dan bermutu. “Dengan begitu, kita tidak hanya menyukseskan acara, tetapi juga memperkuat citra FUSHPI di mata perguruan tinggi lain di Indonesia,” ungkapnya. Ia berharap agar panitia mampu menyajikan pengalaman konferensi yang tidak hanya bersifat formalitas, tetapi juga membekas secara ilmiah dan emosional bagi para peserta.
Wakil Dekan III, Almunadi, M.A., turut menegaskan bahwa ICTIARS 2025 adalah momentum penting yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Terlebih lagi, kehadiran langsung perwakilan kampus-kampus lain yang akan mempresentasikan karya ilmiah mereka menjadikan acara ini sebagai sarana prestisius untuk menunjukkan kualitas akademik FUSHPI. Ia mengingatkan agar seluruh panitia bersikap profesional dan penuh tanggung jawab dalam setiap tahap pelaksanaan, mulai dari persiapan hingga penyelesaian akhir. “Ingat, ini bukan sekadar kegiatan fakultas, tetapi bagian dari wajah akademik kita yang dilihat publik luas,” katanya dengan nada serius.
Sementara itu, Koordinator Bidang Acara ICTIARS 2025, Ahmad Sholeh Sakni, M.A., menjelaskan bahwa timnya terus mengupayakan pengaturan kegiatan yang efektif dan efisien. Ia menyoroti pentingnya manajemen waktu yang ketat agar tidak ada sesi yang tergesa-gesa atau tumpang tindih, apalagi dengan adanya agenda penutupan KINMU yang waktunya berdekatan. “Kami akan memastikan setiap agenda berjalan tertib dan tepat waktu, termasuk kemungkinan pemisahan waktu antara penutupan KINMU dan ICTIARS agar masing-masing kegiatan mendapatkan porsi perhatian yang maksimal,” jelasnya.
Hingga rapat tersebut berlangsung, tercatat bahwa ICTIARS 2025 akan diikuti oleh peserta dari 49 instansi yang mencakup berbagai kampus dan lembaga pemerintah. Fakta ini menjadikan ICTIARS sebagai forum ilmiah yang tidak hanya berskala luas, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas institusi. Kehadiran ratusan akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan menjadikan konferensi ini sebagai ruang bertemunya ide-ide segar, kritik konstruktif, serta inovasi pemikiran dalam bidang teologi dan studi keagamaan kontemporer. FUSHPI, dengan segala sumber daya dan pengalamannya, tampaknya siap menorehkan sejarah baru dalam dinamika intelektual Islam di Indonesia.