Program Magister Ilmu al-Qur’an dan Tafsir mengawali perkuliahan di semester ganjil tahun akademik 2023-2024 dengan mengadakan kuliah iftitah. Kegiatan kuliah iftitah merupakan aktifitas rutin yang diadakan setiap awal tahun akademik. Pada kuliah iftitah kali ini, Program Magister Ilmu al-Qur’an dan Tafsir mendatangkan narasumber Assoc. Prof. Dr. Akram Ridhwan Fathullah Ali al-Makki dari Fakultas Ushuluddin wa Da’wah Universitas al-Azhar Mesir yang ahli di bidang hadis. Kuliah iftitah ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 Agustus 2023 jam 08.30 sampai 11.00 mengingat jadwal narasumber yang akan melanjutkan perjalanan kembali.
Kegiatan kuliah iftitah ini dihadiri oleh para pimpinan Fushpi, dekan, wakil dekan, kaprodi, sekprodi, dosen, dan mahasiswa. Secara resmi kuliah iftitah ini dibuka oleh Dekan Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Prof Dr Ris’an Rusli, MA. Pada sambutannya, dekan menyampaikan bahwa pada kesempatan ini Fushpi mendapatkan berkah lantaran kehadiran narasumber yang berasal dari negeri para nabi sekaligus sebagai pusat tertua dalam studi keislaman. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dengan menimba pengetahuan yang banyak dari narasumber.
Pada kuliah iftitah ini Assoc. Prof. Dr. Akram Ridhwan Fathullah Ali al-Makki menyampaikan permasalahan yang terkait dengan urgensi hadis terhadap al-Qur’an. Pada masa ini banyak sekali muslim yang mempelajari suatu bidang keilmuan, tapi tidak dapat menerapkannya dan juga tidak didukung dengan pengetahuan lainnya sebagai pendukung. Harus itqan, demikian yang beliau ungkapkan. Pemahaman al-Quran tidak dapat dipisahkan dari sunnah Nabi Muhammad SAW, karena sunnah merupakan kunci untuk memahami konteks dan implementasi ajaran al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam kesempatan ini juga, beliau mengijazahkan dua hadis musalsal kepada seluruh peserta kuliah iftitah yang berjumlah 77 peserta dengan rincian 22 orang dosen dan 55 peserta dari mahasiswa. Dalam suasana khidmat menerima ijazah tersebut yang memiliki nilai historis dan spiritual yang sangat penting. Rangkaian rantai hadis yang tercantum dalam ijazah ini nantinya akan melibatkan nama-nama para peserta tersebut, menjadi tanda kehormatan dan keseriusan dalam menuntut ilmu. (Ay_Di)