FUSHPI Semakin Melesat (23/04/2025) – Bulan Ramadhan 1446 H menjadi satu momen penting bagi Ustad Solihin, Dosen prodi Ilmu Hadis UIN Raden Fatah Palembang. Berawal dari keinginan untuk mencoba tantangan baru, pada Bulan Sya’ban, Beliau mengikuti tawaran untuk menjadi Dai selama Ramadhan di Benua Australia. Berikut ini Beliau berbagi pengalaman pengabdian Masyarakat menjadi Da’i di Negeri Kangguru.
Perjalanan saya menuju Australia bukanlah perjalanan biasa. Ia lahir dari niat tulus untuk berdakwah dan menyampaikan kebaikan di tanah rantau. Awalnya, saya dibantu oleh seorang sahabat yang telah lama tinggal di sana. Beliau menyarankan saya untuk mengikuti seleksi dari salah satu komunitas Muslim aktif di Australia.
Seleksi tersebut cukup ketat. Saya diminta menunjukkan bacaan Al-Qur’an, menjelaskan batas hafalan saya, serta menyampaikan kemampuan dalam bidang dakwah. Dengan penuh keyakinan, saya sampaikan bahwa saya telah menghafal 30 juz Al-Qur’an, fasih berbahasa Inggris dan Arab, serta terbiasa memberikan ceramah dan tausiyah. Alhamdulillah, atas izin Allah, saya dinyatakan lulus.
Sebelum berangkat, saya mengajar di Prodi Ilmu Hadis UIN Raden Fatah pada semester genap 2024-2025. Ketika akhirnya lulus seleksi, aktivitas mengajar tetap dapat dilaksanakan secara zoom. Walaupun terdapat selisih waktu hamper 6 jam antara Palembang dan Australia. Dapat dikatakan bahwa pengalaman akademik dan spiritual ini menjadi bekal berharga ketika saya akhirnya tiba di negeri Kangguru.
Selama satu bulan saya berdakwah di sana. Saya bertemu dengan sahabat-sahabat kita, warga Indonesia yang menetap di Australia. Mereka menyambut saya dengan hangat—seperti saudara kandung sendiri. Kehangatan dan rasa kekeluargaan mereka sangat kuat, membuat saya merasa betah dan diterima dengan penuh cinta.
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, saya dipercaya menjadi imam salat Tarawih dan Tahajud, serta mengisi ceramah dan tausiyah setiap harinya. Salat Tarawih kami lakukan dengan bacaan minimal satu juz setiap malam, dan dilanjutkan dengan salat malam yang khusyuk. Ini menjadi pengalaman spiritual yang sangat dalam dan berkesan.
Selain keindahan spiritual, saya juga disuguhkan keindahan alam Australia yang luar biasa. Langitnya biru cerah, udaranya bersih, dan suasananya tenang tanpa kemacetan. Di sana, banyak sekali hewan yang dilindungi, terutama burung-burung yang warnanya indah—tak boleh disentuh apalagi ditangkap. Hukum di sana sangat tegas dalam menjaga kelestarian alam; siapa pun yang melanggar bisa dikenai denda atau bahkan hukuman penjara.
Kehidupan di sana terasa mudah dan teratur. Orang-orangnya baik, ramah, dan sistem sosialnya mendukung setiap individu untuk hidup layak. Bahkan bagi pendatang seperti saya, mencari pekerjaan tidak sulit, selama kita punya kemauan dan kemampuan. Lingkungan ini sungguh membuka cakrawala, pintu, dan jendela pemahaman saya tentang hidup di dunia ini.
Australia bukan hanya tempat yang indah secara fisik, tetapi juga secara sosial dan spiritual. Perjalanan ini telah menjadi salah satu fase paling berharga dalam hidup saya—sebuah pengalaman dakwah, perjumpaan, dan perenungan yang akan selalu saya kenang.
Terima kasih, Australia. Terima kasih, sahabat-sahabatku di sana. (Solihin)
#uinradenfatahpalembang #uinradenfatah #fushpiuinradenfatah #fushpimelesat #fushpisemakinmelesat